Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan
paku sudah termasuk ke dalam tumbuhan kormus (Cormophyta) karena sudah memiliki
akar, batang, dan daun yang jelas. Akar pada paku bersifat seperti serabut yang
ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar
paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan
tetapi, ada pula yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang,
seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali
daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui
sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian
besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak
tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku
ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai
tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan
tinggi.
Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:
a)
Berbeda
dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
b)
Baik
pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh
angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar
menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan
hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
c)
Habitat
tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang
hidupnya menempel.
d)
Pada
waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
e)
Tumbuhan
paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan
gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
f)
Dalam
siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
g)
Fase
sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada
fase gametofitnya.
h)
Memiliki
klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
i)
Lapisan
kutikula pada bagian luar tubuh.
j)
Lapisan
pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi.
Macam-macam daun
pada tumbuhan paku, yaitu:
A. Berdasarkan
ukurannya
1) Mikrofil
Berasal
dari kata mikro yang berarti kecil dan folium yang berarti daun, jadi daun ini
memiliki ukuran yang kecil dan jaringan-jaringan di dalamnya belum
terdiferensiasi secara jelas.
2) Makrofil
Berasal
dari kata makro yang artinya besar dan folium yang berarti daun, jadi daun ini
memiliki ukuran yang besar dan sudah terdiferensiasi. Di sini sudah bisa
didapatkan jaringan epidermis serta daging daun yang terdiri atas jaringan
spons dan jaringan bunga karang.
B. Berdasarkan fungsinya
1)
Tropofil
Merupakan
daun yang hanya berguna untuk fotosintesis. Pada daun ini, tidak dihasilkan
spora yang merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan paku.
2)
Sporofil
Merupakan
jenis daun pada tumbuhan paku yang selain dapat digunakan untuk fotosintesis
juga dapat menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku terletak dalam sorus yang merupakan
kumpulan dari kotak spora (sporangium).
Reproduksi paku berlangsung secara
metagenesis. Proses reproduksi tumbuhan paku dapat berlangsung secara
aseksual/vegetatif menggunakan gemma
(kuncup), yaitu anakan yang tumbuh pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Spora yang jatuh di tempat yang cocok akan segera tumbuh
menjadi suatu badan yang disebut protalium.
Protalium memiliki klorofil dan akan membentuk gametangium (badan pembentuk
gamet) berupa anteridium sebagai penghasil sel-sel spermatozoid dan arkegonium
sebagai penghasil sel telur. Oleh karena itu, protalium disebut sebagai fase gametofit.
Anteridium
yang telah masak akan mengeluarkan sel-sel spermatozoid. Dengan bantuan air
yang ada di lingkungannya. Sel-sel spermatozoid akan bergerak menuju ke
arkegonium untuk membuahi sel telur yang akhirnya menjadi zigot. Zigot yang
terbentuk kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku muda.
Setelah tumbuhan paku menjadi dewasa, terbentuklah daun fertil yang banyak
mengandung sporangium (kotak spora). Di dalam sporangium inilah spora terbentuk
dalam jumlah yang banyak. Sporangium disebut fase sporofit. Apabila kotak spora masak, segera akan pecah
sehingga spora berhamburan keluar dan jika jatuh di tempat yang cocok (lembab)
segera tumbuh menjadi protalium.
Berdasarkan
jenis-jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1) Paku homospora
Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan
spora jantan atau spora betina saja. Contohnya adalah Lycopodium atau paku
kawat.
2) Paku peralihan
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan
dua macam spora, yaitu spora jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang
dihasilkan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya adalah
Equisetum debile.
3) Paku Heterospora
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan
spora dengan jenis dan ukuran yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora
betina. Spora jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, atau biasa disebut
sebagai mikrospora dan spora betina memiliki ukuran yang lebih besar, atau
biasa disebut sebagai makrospora. Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi)
dan Selaginella widenowii.
Tumbuhan paku berdasarkan tingkat
perkembangannya, dapat diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu:
a)
Subdisvisi Psilopsida (Paku Purba)
Subdivisi Psilopsida merupakan jenis tumbuhan
paku sederhana dan hanya memiliki dua genus yang hidup tersebar luas di daerah
tropis dan subtropis. Pada generasi sporofit, jenis tumbuhan paku ini mempunyai
ranting yang bercabang-cabang yang tidak memiliki akar dan daun. Sebagai
pengganti akar, jenis tumbuhan paku ini memiliki akar yang diselubungi
rambut-rambut kecil yang disebut rizoid dan belum memiliki jaringan pengangkut.
Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m.
Batang paku purba juga mengandung klorofil sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan kumpulan sporangium yang
terdapat di sepanjang cabang batang.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora
(homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung arkegonium dan
anteridium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh
nutrisi.
b)
Subdivisi
Lycopsida (Paku Kawat)
Lycopsida atau paku kawat mencakup sekitar
1000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella.
Secara umum, kelompok tumbuhan paku ini hidup
sebagai epifit di daerah tropis. Selain itu, anggota subdivisi Lycopsida tumbuh
di dasar lantai hutan subtropis. Oleh karena struktur tubuhnya yang relatif
sederhana maka hanya sedikit dari anggota spesies tumbuhan ini yang masih
bertahan hidup. Anggota Lycopsida memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Daunnya berukuran kecil dan tersusun rapat.
Seperti halnya dengan jenis tumbuhan paku
lain, tumbuhan paku ini juga bereproduksi dengan spora yang dihasilkan oleh
sporofit, yaitu daun khusus pembentuk spora. Sporangium terdapat pada sporofil
yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus membentuk
kerucut seperti konus pada pinus. Sporanya dapat hidup di dalam tanah selama
lebih dari Sembilan tahun.
Gametofit paku kawat berukuran kecil dan
tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis
dengannya. Gametofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung
anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit tumbuhan kawat juga ada yang
biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium.
c)
Subdivisi
Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar
15 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum terutama
hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi
hanya mencapai 4,5 m, sedangkan rata-rata tinggi kebanyakan Equisetum
kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik.
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor
kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium
terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum
digolongkan pada tumbuhan peralihan. Gametofit Equisetum hanya berukuran
beberapa millimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya
mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.
d)
Subdivisi
Pteropsida (Paku Sejati)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan yang
paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat
pada daerah tropis dan subtropics. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000
jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batang dapat berupa batang dalam tanah (rizom) atau batang di atas tanah. Daun
Filicinae umumnya berukuran besar dibandingkan dengan subdivisi lainnya dan
memiliki tulang daun bercabang yang dibedakan menjadi megafil yaitu
sistem percabangan pembuluh dan mikrofil yaitu daun yang tumbuh dari
batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Daun mudanya
memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus).
CONTOH-CONTOH PTERIDOPHYTA
·
Lycopodium
sternum
·
Lycopodium
clavatum
·
Lycopodium
squarosum
·
Lycopodium
annotinum
·
Lycopodium
cernuum
·
Lycopodium
digitatum
·
Marsilea
crenata (semanggi)
·
Selaginella plana (paku rane)
·
Selaginella
denticulate
·
Selaginella
pallescense
·
Selaginella
wildenowii
·
Selaginella
canaliculata
·
Selaginella
flabellata
·
Selaginella
bryopeteris
·
Equisentum
debile
·
Equisentum
hyemeale
·
Equisentum
arvense
·
Equisentum
palustre
·
Psilotum
·
Psilotum
nudum
·
Asplenium
nidus (paku sarang burung)
·
Dryopteris
filix-mas
·
Azolla
pinnata (paku sawah)
·
Rhynia
·
Platycerium
alcicorne
·
Platycerium
bifurcatum (paku tanduk
rusa)
·
Platycerium
madagascariense
·
Platycerium
elephantotis
·
Dicksonia
antartica
·
Alsophilla
glauca (paku tiang)
·
Salvinia
natans
·
Gleichenia
linearis (paku resam)
·
Adiantum
cuneatum (suplir)
·
Adiantum
cavelis
·
Adiantum
aleuticum
·
Adiantum
venustum
·
Asplenium
scolopendrium
·
Asplenium
rhizophyllum
·
Asplenium
viride
·
Blechnum
capense
·
Blechnum
gibbum
·
Blechnum
tabularae
·
Blechnum
indicum
·
Cyatea
dealbata
·
Cyatea
smithii
·
Dryopteris
carthusiana
·
Dryopteris
neorosthornii
·
Dryopteris
cycadina
·
Polypodium
aureum
·
Polypodium
californicum
·
Pteris
adcensionis
·
Pteris
albolineata
·
Pteris
macilenta
·
Pteris
argyrea
·
Pteris
ensiformis
·
Pteris
longifolia
1 comments:
keren blognya... visit back mine
Post a Comment