Perahu Kertas (novel)
-->
Beberapa hari yang lalu nih yaa waktu
masih dalam masa-masa liburan, gue sempet ngedenger soal ‘Perahu Kertas’ yang
diangkat dari novel karya mbak ‘Dee’ itu katanya sih lagi booming gitu di bioskop, gue sih emang
suka nonton, tapi agak nggak tertarik gitu sama film film Indonesia gitu
*plakktidakmenghargaikaryanegarasendiri soalnya kadang alurnya nggak jauh beda
sama alur film Indonesia yg lain dan ceritanya –seringkali- pasti bisa ditebak!
*peaceIndonesia!!!. Tapi kayaknya film ‘Perahu Kertas’ yang diangkat dari novel
karangan Dee ini, menimbulkan bercak-bercak lain di hati gue, *apadeh? Yah, firstly sih
gue nggak tertarik, tapi setelah sepupu-sepupu gue yang twins ini à @Dindaadeandeonn sama
@NanDhafaOzhiie heboh karena katanya pemeran utama ceweknya tuh Maudy Ayunda,
salah satu artis idol ague, gue sempet tertarik juga sebenernya, dan akhirnya
gue galau mau nonton atau tidak, hahahahaha. Dan setelah melakukan pertimbangan
pertimbangan nggak jelas, gue akhirnya mutusin buat nggak nonton film itu. Nah,
sewaktu gue udah masuk asrama nih (nb: SMA gue asrama coyy!) sepupu-sepupu gue
yang twins yang udah nonton film itu dan yaah … tanpa gue, pada heboh
niru-niruin gerakan khas meletakkan jari jempol dan telunjuknya dii …..
disamping atau diatas kepala yaa? Tauk ah gue lupa, jelasnya sih kayak gitu,
katanya namanya ‘radar agen neptunus’. Dan finnaly, ketika gue udah ngerasa
penasaran setengah dead, akhirnya gue tanya juga tuh dah sepupu gue, Nanda. Dannnnn
pas dia selesei nyeritain film ‘Perahu Kertas’ itu yang katanya masih
bersambung ke part 2, gue nyesel deh tuh nggak nonton, ajib banget ceritanya,
unik, nggak kayak sebagian besar film-film Indonesia yang lain, dan yaaah …. Gue
bertekad buat nonton tuh ‘Perahu Kertas’ part 2 meskipun gue belum liat part 1
nya hehehehe.
Yaaa karena gue udah ngoceh-ngoceh
curcol *apadeh? daritadi, sekarang gue pengen bagiin resensi novel ‘Perahu
Kertas’ yang sempat gue browsing sebelum gue baca novelnya hehehehe
Chek it out …
Judul : Perahu
Kertas
Pengarang : Dee
Editor : Hermawan
Aksan
Penerbit : Truedee
Pustaka Sejati
Tahun terbit : Agustus 2009
Jumlah Hal. : 440 lembar
Sinopsis :
Namanya Kugy. Mungil, pengkhayal,
dan berantakan. Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah. Keenan belum
pernah bertemu manusia seaneh itu.
Namanya Keenan. Cerdas, artistik,
dan penuh kejutan. Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis. Kugy belum
pernah bertemu manusia seajaib itu.
“Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi”
Kisah ini dimulai dengan Keenan,
seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal di
Amsterdam bersama neneknya. Keenan memiliki bakat melukis yang sangat kuat, dan
ia tidak punya cita-cita lain selain menjadi pelukis, tapi perjanjiannya dengan
ayahnya memaksa ia meninggalkan Amsterdam dan kembali ke Indonesia untuk
kuliah. Keenan diterima berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi.
Di sisi lain, ada Kugy, cewek
unik cenderung eksentrik, yang juga akan berkuliah di universitas yang sama
dengan Keenan. Sejak kecil, Kugy menggila-gilai dongeng. Tak hanya koleksi dan
punya taman bacaan, ia juga senang menulis dongeng. Cita-citanya hanya satu:
ingin menjadi juru dongeng. Namun Kugy sadar bahwa penulis dongeng bukanlah
profesi yang meyakinkan dan mudah diterima lingkungan. Tak ingin lepas dari
dunia menulis, Kugy lantas meneruskan studinya di Fakultas Sastra.
Dimana pertemuan mereka berawal
disaat Kugy pergi bersama Noni yang merupakan sahabat Kugy untuk menemani sang
pacar yang bernama Eko untuk menjemput sepupunya yang sudah lama tidak bertemu
yang bernama Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan bisa dibilang cukup
aneh. Dan pertemuan mereka terus berlanjut dari Keenan yang sering menemani Eko
ke Kostan Noni yang bersebelahan dengan Kugy sampai acara rutin nonton bioskop
midnight berempat. Karena itu mereka berempat pun akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang
memang sudah saling mengagumi, mulai mengalami transformasi. Diam-diam, tanpa
pernah berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Namun
kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, cowok
mentereng bernama Joshua, alias Ojos (panggilan yang dengan semena-mena
diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu dicomblangkan oleh Noni dan
Eko dengan seorang kurator muda bernama Wanda.
Persahabatan empat sekawan itu
mulai merenggang. Kugy lantas menenggelamkan dirinya dalam kesibukan baru,
yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah
ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan kawan-kawan
berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah petualangan
mereka sendiri, yang diberinya judul: Jenderal Pilik dan Pasukan Alit. Kugy
menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku
tulis, yang kelak ia berikan pada Keenan.
Kedekatan Keenan dengan Wanda
yang awalnya mulus pun mulai berubah. Keenan disadarkan dengan cara yang
mengejutkan bahwa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam.
Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung, dan juga
keluarganya di Jakarta. Ia lalu pergi ke Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya,
Pak Wayan.
Masa-masa bersama keluarga Pak
Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman sohor di Bali, mulai mengobati
luka hati Keenan pelan-pelan. Sosok yang paling berpengaruh dalam
penyembuhannya adalah Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan mulai bisa
melukis lagi. Berbekalkan kisah-kisah Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang
diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal
dan diburu para kolektor.
Kugy, yang juga sangat kehilangan
sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia
lulus kuliah secepat mungkin dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di
Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius, atasannya
sekaligus sahabat abangnya. Kugy meniti karier dengan cara tak terduga-duga.
Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat ia melejit menjadi orang yang
diperhitungkan di kantor itu.
Namun Remi melihat sesuatu yang
lain. Ia menyukai Kugy bukan hanya karena ide-idenya, tapi juga semangat dan
kualitas unik yang senantiasa terpancar dari Kugy. Dan akhirnya Remi harus
mengakui bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan Remi juga akhirnya
meluluhkan hati Kugy.
Sayangnya, Keenan tidak bisa
selamanya tinggal di Bali. Karena kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk,
Keenan terpaksa kembali ke Jakarta, menjalankan perusahaan keluarganya karena
tidak punya pilihan lain.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan
tidak terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan
kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan
persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya.
Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir
entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di
kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit,
sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Daan pada akhirnya lukisan dan
dongeng itu bersatu serta hati dan impian mereka bertemu..!!
“Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya
ada, segala sesuatunya benar. Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak
kaki kita.”
..
Bagus kan? Iya dong!!
Sekarang gue mau bagiin juga resensi lainnya yang juga sempat gue browsing
Sekarang gue mau bagiin juga resensi lainnya yang juga sempat gue browsing
Chek it out!!
Kugy adalah seorang cewek yang
cantik, supel dan cerdas tapi sangat cuek dalam berpenampilan. Ia mempunyai cita-cita yang bagi banyak orang
profesi tersebut tidak dapat menjaminnya untuk sukses : penulis dongeng. Namun
ia tak pernah patah semangat, hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang
membuatnya jatuh cinta, sakit hati serta membuatnya berpikir untuk lebih
realistis dan membuang mimpi besarnya. Keenan adalah seorang cowok yang cerdas
dan memiliki bakat yang sangat tinggi dalam melukis. Satu-satu impiannya
hanyalah menjadi seorang pelukis, sayangnya sang ayah sama sekali tidak
mendukungnya dan memaksanya berkuliah di bidang manajemen untuk meneruskan
bisnis ayahnya. Pertemuan kedua insan muda yang saling berlawanan penampilan namun
sangat kompak dan selaras dalam berbagai hal ini membuat mereka saling jatuh
cinta. Namun kisah cinta mereka harus terputus meski mereka berdua belum sempat
menyatakan cintanya. Kugy terlanjur menilai buruk Keenan atas keputusasaan dan
keputusannya. Hal tersebut membuat hidup Kugy dan Keenan berantakan. Mereka
berdua akhirnya terpisah selama bertahun-tahun sambil membawa rasa cinta yang
terus membayangi mereka berdua dalam menjalani realitas kehidupan. Tetapi hati
tak pernah salah, ketika mereka bertemu saat sudah mempunyai kekasih
masing-masing, semuanya berubah.
Gaya penceritaan yang luwes serta
mudah dipahami membuat novel ini sangat menarik. Alur yang ditata dengan baik
sukses mendorong para pembacanya untuk terus membaca hingga akhir. Penggambaran
suasana hati para karakter mudah untuk dipahami serta diikuti, bahkan membuat
para pembaca serasa terlibat dalam cerita dan meluapkan emosinya masing-masing.
Berbagai nasihat yang terdapat dalam novel ini juga memberikan semangat para
pembaca untuk terus berusaha mencapai mimpi-mimpinya.
Namun dalam novel ini ada
beberapa istilah asing yang tidak terdapat penjelasan secara detail sehingga
membingungkan para pembaca yang masih belum mengetahui makna istilah-istilah
tersebut.
Novel keenam karya seorang
penulis ternama bernama pena “Dee” ini memang layak untuk dibaca. Alur yang
menarik serta penggambaran karakter serta watak yang jelas semakin membuat
pembaca untuk terus membaca hingga akhir. Pesan-pesan serta nasihat bijak yang
terdapat pada dialog memberi kita berbagai motivasi dan semangat untuk tetap
menjadi diri sendiri, tidak putus asa, serta terus berusaha untuk mencapai
semua mimpi-mimpi kita.
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih.
Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya
Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih.
Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh,”
..
Thanks for reading, I hope you leave any comment in this
site or in my facebook account ‘Indah Nur Afiah’ or in my twitter account
@IndhaNrfh :)
0 comments:
Post a Comment